Kamis, 10 Juli 2014

JASMERAH PEMBELAJARAN DI LAPAS

 JASMERAH

STRATEGI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BAGI WARGA BELAJAR PAKET C
DI LAPAS KELAS II A WANITA SEMARANG

Upaya peningkatan penguasaan materi pelajaran serta merubah sikap dan tingkah laku bagi peserta didik Paket C di Lapas Kelas II A Wanita Semarang dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan adalah ‘JASMERAH’  akronim dari kalimat ‘jangan sekali-sekali melupakan sejarah’ yang diterapkan dalam pembelajaran Sosiologi pokok bahasan Perilaku Menyimpang. Fokus pembahasan strategi pembelajaran JASMERAH meliputi (1) bagaimana pencapaian penguasaan materi, (2) bagaimana perubahan sikap dan perilaku,  (3) apa keunggulannya, dan (4) apa kendalanya.
Strategi pembelajaran JASMERAH menekankan pada pembelajaran refleksi diri yang mengajak peserta didik untuk mengingat kembali sejarah kelam masa lalu, serta usaha untuk memperbaiki perilaku-perilaku yang menyimpang dan mengubah menjadi perbuatan yang baik. Tahapan pelaksanaanya meliputi (1) peserta didik merefleksi sejarah kelam masa lalu, (2)  tutor menjelaskan maslah perilaku menyimpang, sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, (3) ingatan peserta didik dibawa  ke akibat buruk sebagai hasil dari perilaku menyimpang, dan (4) akhir pembelajaran, tutor memberikan simpulan, mengajak instropeksi diri, melakukan penyesalan atau pertobatan, merubah sikap dan tingkah laku.
Hasil yang dicapai dari pembelajaran JASMERAH (1) materi pelajaran terserap, (2) terjadi perubahan tingkah laku, (3) proses pembelajaran menjadi kondusif, (4) peserta didik aktif dalam pembelajaran, dan (5) tutor mudah dalam memberikan stimulant dan motivasi.
Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran JASMERAH meliputi (1) penyimpangan yang dialami variatif,  (2) kejiwaan peserta didik tidak sama, dan (3) evaluasi terbatas saat di lapas. Adapun faktor pendukungnya meliputi (1) peserta didik dalam satu asrama kehadirannya mudah dipantau, (2) sarana prasarana pembelajaran mendukung, (3) pengelola lapas mendukung, (4) tutor memiliki kompetensi dan kualifikasi yang memadai, dan (5) pemerintah memberikan dukungan.
Langkah yang dilakukan untuk alternatif pengembangan meliputi (1) pengembangan internal berupa evaluasi dan revisi berbagai kendala dan hambatan, mengembangkan strategi pembelajaran baru, serta melakukan uji coba untuk mata pelajaran lain, (2) pengembangan eksternal berupa uji coba di lapas lain dan penyelenggara Paket C layanan khusus. Karya tulis ini direkomendasikan untuk (1) tutor Paket C dalam mengembangkan strategi pembelajaran, (2) penyelenggara Paket C bagi warga binaan di lapas, (3) Dinas Pendidikan dalam memaksimalkan penyelenggaraan Paket C, dan (4) Direktorat PSMA Ditjen Dikmen Kemdikbud sebagai  bahan kajian penyelenggaraan Paket C layanan khusus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar